Jembrana Regency
Bila mendengar suara gamelan bambu yang mendengung berat dengan hentakan-hentakan yang amat lincah, itulah seni karawitan Jegog. Perangkat gamelan yang terbuat dari bambu ini menjadi ciri khas daerah Jembrana, salah satu kabupaten di Bali yang terletak di sisi barat Pulau Bali. Bila seni karawitan di daerah Bali lainnya memiliki kemiripan, Jegog sungguh memiliki nuansa yang amat lain, sehingga terdengar sangat khas di telinga.
Jembrana, dengan ibukotanya Negara, mewilayahi daerah seluas 841,8 km2 yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah hutan. Hutan daerah negara dengan flora dan fauna tropis adalah daerah hijau Pulau Bali sehingga kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan lindung yang dikenal dengan Taman Nasional Bali Barat. Bertetangga dengan Jawa Timur, kondisi alam dan hutan di Bali barat lebih mirip dengan keadaan alam Banyuwangi di Jawa Timur. Suasana hutan jati dan kelapa di Jawa Timur seolah masih terasa di daerah Bali barat dan berangsur mengalih ke kesan alam Bali di daerah perbatasan antara Jembrana dan Tabanan. Tak hanya alam, sebagian penduduk Jembrana yang merupakan pendatang dari Jawa pun memberi suasana peralihan dari pola Jawa ke budaya Bali. Sebagian penduduk Jembrana di antaranya adalah pendatang dari Jawa yang memeluk agama Islam. Sangat mungkin kedekatan jarak antara Jembrana dan Jawa Timur dibandingkan dengan Tabanan mengakibatkan saling memberi pengaruh kuat antara dua daerah yang dipisahkan oleh Selat Bali itu.
Walau Jembrana menyiratkan ciri Jawa yang cukup kental bukan berarti Jembrana tidak memiliki catatan sejarah perjalanan Hindu. Rangkaian beberapa pura di pantai selatan Jembrana seperti misalnya, Pura Perancak, Pura Rambut Siwi, dan beberapa pura lainnya menunjukkan bukti bahwa Jembrana menyimpan catatan penting perjalanan Hindu dari Jawa ke Bali di awal masa-masa sejarah Bali.
Bunut Bolong
Bunut Bolong merupakan sebatang pohon bunut yang tumbuh tepat berada di atas jalan aspal. Bunut adalah sejenis tumbuhan yang beranting yang keberadaannya bisa menjadi cukup besar. Pohon Bunut yang satu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana pada tengah bunut itu terdapat lubang yang lebarnya selebar jalan aspal. Kendaraan bus besarpun bisa melintas dibawahnya. Bunut Bolong disamping sebagai tumbuhan yang alami, juga mempunyai nilai magis menurut keyakinan masyarakat sekelilingnya. Di bagian depan-selatan Bunut Bolong itu terdapat sebuah tempat suci berupa pura yang bernama Pujangga Sakti. Dengan bentuknya yang penuh lekukan-lekukan menambah daya tarik Bunut Bolong itu.Disamping keunikan Bunut Bolong itu sendiri, di sebelah baratnya juga terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara yang sangat mempesona untuk dinikmati. Karena bila kita berdiri di sekitar Bunut Bolong kita akan dapat menyaksikan perkebunan cengkeh yang juga memiliki keindahan tersendiri.
Bunut Bolong terletak di daerah pegunungan yang termasuk wilayah Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Untuk mencapai Bunut Bolong dari Kota Denpasar harus ditempuh jarak lebih kurang 86 km. Untuk menuju Bunut Bolong dapat dicapai dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Bunut Bolong sebagai tujuan Wisata masih sangat asli dan alami, sarana dan prasarana yang mendukungnya masih belum memadai. Tempat parkir, toilet umum, penginapan, restauran maupun kios-kios souvenir belum tersedia. Udara dan suasana yang sejuk serta nyaman di Bunut Bolong membuat setiap pengunjung betah untuk tinggal disana. Pengunjung yang datang adalah baik berupa wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Di Bunut Bolong pengunjung akan disapa dengan ramah oleh seorang petugas yang ditugaskan khusus mencatat data pengunjung.
Pantai Medewi (Medewi Beach)
Pemandangan alam yang indah dimana tampak saat-saat matahari akan terbenam (Sunset). Dari atas pantai yang telah disender pengunjung dapat duduk-duduk sambil menikmati deburan ombak yang tak pernah henti-hentinya. Untuk mendapatkan lokasi obyek pantai Medewi ini sangat mudah. Pantai Medewi terletak lebih kurang 100 m dari jalan raya Denpasar-Gilimanuk yang merupakan wilayah Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Dalam perjalanan untuk menuju ke Pantai Medewi akan tampak sawah-sawah yang berjajar ditepian pantai, yang bila petani sedang memanen akan mempunyai keunikan tersendiri. Dengan perkembangannya yang cukup pesat disini telah terdapat hotel tempat menginap, restaurant tempat parkir serta kamar mandi termasuk kolam renangnya. Pantai Medewi seperti halnya pantai-pantai lainnya di Bali juga menjanjikan daya tarik bagi pengunjung.
Pura Perancak (Perancak Temple)
Lokasi Purancak kira-kira I0 km Barat Daya Desa Tegalcangkring, termasuk wilayah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Dari Kota Denpasar menempuh jarak 96 km mengikuti jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk. Purancak adalah bagian dari Selatan Bali Barat. Pada ujung barat Desa Purancak terdapat sebuah pura yang bernama pura Purancak. Pura menghadap ke arah barat dengan panorama sungai Purancak yang panjang dan lebar merupakan daya tarik yang kuat. Air sungai sangat tenang seperti kolam, dan di seberang sungai tampak perladangan yang ditumbuhi pohon-pohon pantai yang berjajar.Kurang lebih 250 meter di sebelah selatan Pura Purancak terbentang lautan yang membiru, dan di kejauhan seberang lautan tampak gugusan pulau Jawa bagian timur. Sementara di sebelah kanan muara sungai kelihatan rumah-rumah tradisional yang menjorok ke laut disertai dengan deretan pohon-pohon kelapa melambai-lambai karena tiupan angin laut. Suasana yang demikian merupakan panorama yang indah dan menarik.
Pura Rambutsiwi (Rambutsiwi Temple)
Rambutsiwi sebagai obyek wisata merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura Rambutsiwi, dikelilingi sawah yang membentang luas dan berteras-teras, dan di sebelah selatannya terdapat gundukan tebing dan batu karang yang curam. Dari gundukan tebing ini tampak Samudra Indonesia yang selalu dihiasi oleh deburan ombak. Di sebelah barat daya lingkungan pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama laut yang cukup mengasikkan. Tidak jauh dari balai tempat istirahat tadi, di sebelah selatan pura terdapat undak-undak yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan keramat. Suasana di tempat ini tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran.
Rambutsiwi terletak di pinggir pantai selatan Pulau Bali bagian barat yang termasuk wilayah Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Di sebelah utara lingkungan Pura, lebih kurang 200 meter terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk, terdapat penyawangan lingkungan Pura Rambutsiwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan barat) ada tempat-tempat istirahat untuk melepas lelah sementara sambil melihat-lihat keindahan alam disekitarnya. Disamping itu terdapat pula disana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap hari.
Rambutsiwi sering mendapat kunjungan para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Waktu kunjungan yang paling baik adalah pada sore hari sebelum matahari terbenam. Umumnya wisatawan ramai berkunjung kesana pada hari-hari libur, hari raya dan hari piodalannya.
Taman Nasional Bali Barat (West Bali National Park)
Taman Nasional Bali Barat merupakan bentang alam (landscape) yang luasnya 77.162,5 Ha. Dewasa ini masih berstatus suaka margasatwa (kurang lebih 2.250 ha) dan perairan pantai yang berbatasan sepanjang 1 km dari garis pantai. Oleh karena itu Taman Nasional Bali Barat adalah merupakan suatu kawasan perlindungan dan pelestarian alam baik ditinjau dari segi margasatwa maupun tumbuhan, beserta dengan ekosistemnya. Margasatwa khas yang terdapat di kawasan ini adalah Jalak Putih Bali (Leuoeopsar rhotsehildi) dan Banteng (Bos Javanicus). Jenis tumbuhan khas yang tumbuh di kawasan ini seperti sawo kecik (manilkara kooki) dan lontar (Borrassus Flellifer) membentuk hutan murni. Jenis tumbuhan khas lain yang tumbuh adalah Dipterocarp. Keunggulan Taman Nasional di daerah Bali Barat ini akan dapat meningkatkan fungsi konservasi baik fauna, flora, maupun ekosistemnya dalam bidang pendidikan, penelitian, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata.
Beberapa daerah di kawasan hutan ini merupakan obyek rekreasi terbatas, diantaranya daerah Teluk Terima, daerah Sumberrejo dan daerah Stasion Relay Micro Wave di Klatakan. Daerah Teluk Terima merupakan obyek rekreasi berupa teluk, hutan musim, makam Jayaprana, dan satwa (kera). Rekreasi laut yang dapat dikembangkan di daerah ini adalah bersampan, memancing dan menyelam untuk menyaksikan kehidupan di dasar laut. Di daerah Sumberrejo terdapat obyek rekreasi berupa hutan musim, hutan hujan, panorama indah berupa teluk (dari ketinggian kurang lebih 40 meter dari permukaan laut ), panorama laut dan perkotaan (Banyuwangi dan Gilimanuk). Obyek ini dapat dicapai dari Desa Sumberrejo, melalui jalan patroli sepanjang kurang lebih 4 km. Kita akan sampai di daerah yang berbukit yang ditanami rumput gajah. Dari atas menara pengintai kadang-kadang dapat dilihat satwa (rusa) sedang merumput di padang rerumputan buatan tersebut. Di daerah Stasion Relay Micro Wave Klatakan, terdapat obyek rekreasi berupa hutan musim, hutan hujan pegunungan, panorama indah lautan Indonesia (dari ketinggian kurang lebih 400 meter dari permukaan laut), perkampungan dan hutan . Kegiatan rekreasi yang dapat dikembangkan adalah berjalan kaki, memotret, pengamatan satwa dan beristirahat sambil menikmati udara yang sejuk dan panorama yang indah di lautan Indonesia.
Ditulis oleh Lambang Insiwarifianto
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment